Jumat, 17 Januari 2020

PEMBELAJARAN PAI YANG MENYENANGKAN UNTUK MENARIK MINAT PESERTA DIDIK




A. PENDAHULUAN
    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD,SMP dan SMA biasanya terkesan membosankan. Pembelajaran yang monoton dan guru yang hanya bisa mengajar menggunakan metode ceramah saja yang menambah malas peserta didik untuk belajar dan berimbas pada turunnya nilai peserta didik. Permasalahan ini biasanya di anggap sepele oleh para guru PAI karena kekurangan kreatifitas para guru PAI. Padahal Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran yang penting untuk membentuk dan menumbuhkan perilaku keagamaan dan karakter peserta didik. Moralitas dan agama adalah salah satu dimensi paling penting dalam kehidupan setiap orang, dan tingkat perkembangan moral akan mempengaruhi kehidupan setiap orang (Ahmadi, 2013:14). Pada sekolah umum, Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, serta pengalaman peserta didik terhadap ajaran Islam sehingga menjadi  manusia muslim yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Wahyudi & Lilis, 2017:27).
       Melihat permasalahan di atas, penulis tergugah untuk membuat sebuah artikel yang harapannya dapat membatu memberi sebuah gambaran bagi guru tentang “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD,SMP dan SMA” dan untuk sedikit menarik siswa dan menambah semangat siswa belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

B. PENGERTIAN PAIKEM
   Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan merupakan salah satu pembelajaran yang ideal karena dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM, siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri  dalam proses pembelajaran dengan pendekatan dilingkungan sekitar mereka.
1. Aktif
     Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad (2011:78) Pembelajaran aktif adalah pada saat peserta didik aktif, terlibat dan peduli akan pendidikan mereka sendiri. La Iru dan La Ode Safiun Arihi(2012:98-99), Pengembangan pembelajaran ini  menganggap bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pemahaman untuk memperoleh pemahaman baru. Teori belajar kontruktifisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Sedangkan menurut Agus N. Cahyo (2012:137), belajar aktif merupakan strategi belajar yang diartikan sebagai proses belajar belajar mengajar yang mengunakan berbagai metode yang melibatkan pada keaktifan siswa dan melibatkan berbagai potensi siswa baik yang bersifat fisik, mental, emosional maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan wawasan kognitif, afektif, dan psikomotor secara optimal.

2. Inovatif
     Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad (2011:106), pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran inovatif ini lebih mengarah kepada siswa. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad (2011:11), pembelajaran inovatif juga merupakan pembelajaran yang mendorong aktifitas belajar. Maksud inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam pembelajaran yang inovatif ini guru tidak hanya tergantung pada materi pembelajaran yang ada pada buku tetapi dapat menimplementasikan hal-hal baru yang sangat cocok dan relefan dengan masalah yang sedang dipelajari oleh siswa. Demikian pula siswa, melalui aktifitas belajar inovatif ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang mereka pelajari.

3. Kreatif
    Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad (2011:12-13), pembelajaran kreatif adalah salah satu pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini pada dasarnya mengembangkan belahan otak kanan yang dalam teori Hemosfir disebut bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri sifatnya konvergen dengan ciri utamanya berpikir linear dan teratur , sementara belahan otak kanan sifatnya diferegen dengan ciri utamanya berpikir konstruktif, kreatif dan holistik atau bisa dilihat lebih jelas perbedaannya dalam Ipho Santosa (2010:51)

4. Efektif
       Menurut Yusuf Hadi Miarso(1993) dalam Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad,(2011:173-174) pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa melalui penggunaan prosedur penggunaan yang tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat dua hal penting yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan guru untuk mebelajarkan siswanya. Menurut Wotruba dan Wright (1985) dalam Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad (2011:174-190), mengidentifikasih 7 indikator yang dapat menunjukan pembelajaran yang efektif.

5. Menyenangkan
     La Iru dan La Ode Safiun Arihi (2012:100), pembelajaran yang dilaksanakan harus dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.hal ini penting karena belajar akan efektif jika pembelajarannya menyenangkan. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad (2011:15), pembelajaran yang menyenangkan tentu tidak akan berjalan hampa tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Dalam kaitan ini guru yang baik, sebagaimana disebutkan bahwa peran guru sekarang inisangat efektif jika guru memposisikan dirinya sebagai fasilitator belajar. 

C. Ciri-ciri PAIKEM
           Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan Manajemen  Berbasis Sekolah (MBS)  adalah sebagai berikut:
  1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do).
  2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
  3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.
  4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
  5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.


D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PAIKEM
  1. Memahami sifat yang dimiliki anak
  2. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
  3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
  4. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
  5. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
  6. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


E. PRINSIP-PRINSIP PAIKEM
         Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
  1. Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran akan lebih memberi makna kepada sisa dari pada hanya mendengarkan;
  2. Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik;
  3. Interaksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah.
  4. Refleksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian proses pembelajaran.


F. Langkah-Langkah  PAIKEM
1. Kegiatan Tatap Muka

      Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.

2. Kegiatan Tugas terstruktur
        Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.
3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
     Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.

G. Penutup
       Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) merupakan jawaban bagi para pendidik yang merasa kurang puas dalam hal mengajar kepada peserta didik dikarenakan para siswa yang mengeluh tentang pembelajaran yang membosankan. Dengan strategi PAIKEM, pembelajaran akan lebih menyenangkan, mudah di pahami siswa dan lebih memberikan kesan terhadap siswa. Strategi pembelajaran  ini sangat cocok di terapkan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sd, SMP Dan SMA yang biyasanya guru menyampaikan dengan metode ceramah saja. Padahal menurut penulis ada materi-materi pembelajaran dalam PAI yang bisa menggunakan metode lain seperti pembelajaran ibadah bisa di gunakan dengan metode demonstrasi agar peserta didik dapat lebih memahami dan menjiwai.

H. Daftar Pustaka
  • Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-model Pembelajaran. Bantul: Multi Presindo.
  • Santosa Ipho. 2010. 7 Keajaiban Rezeki. Jakarta: PT Alex Media Komputindo
  • Uno Hamza B dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jajarta: PT. Bumi Aksara
  • Ahmadi, V., Davoudi, I., Mardani, M., Ghazaei, M., & Zare Zadegan, B. (2013). The Relationships Among Moral Development, Religiosity and Religious Orientation in Students.
  • Wahyudi, Deni., & Lilis, Maharani. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inside Outside. Jurnal Mudarrisuna, 7 (2), 267–292.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar